Kamis, 19 Mei 2016

Pantai Aquatic adalah merupakan salah satu objek wisata yang ada di Desa Singa Gembara tepatnya ada didaerah Tanjung Bara, Desa Singa Gembara, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Pantai yang dikelola oleh Perusahaan KPC (Kaltim Prima Coal) yang ada di Kalimantan Timur ini terletak didaerah teritori PT. KPC yang masih merupakan tempat terbatas. .
Pantai ini memiliki pemandangan indah kelaut Makassar. Selain di kelilingi oleh po0hon bakau, disana juga masih banyak ditemui Monyet-monyet dan Bekantan yang siap menyapa pengunjung menuju jalan Pantai nan indah tersebut. Kita juga akan disuguhi pemandangan Kapal-kapal besar yang merupakan jangkar dari berbagai Negara dalam transaksi BatuBara. Aquatic Beach buka setiap hari dengan rincian yaitu hari Senin- Jumat hanya diperolehkan oleh karyawan PT. KPC yang mempunyai ID card dan tidak dibolehkan oleh kalangan umum. Sedangkan untuk umum dapat juga menikmati keindahan pantainya yaitu pada Hari Sabtu dan Minggu serta Hari Raya atau Tanggal Merah dari pukul 06.00 WITA – 18.00 WITA dengan menggunakan KTP dan Syarat kendaraan yang memenuhi syarat  Peraturan lalulintas. Bagi kalangan umum yang ingin menikmati memancing pada malam hari yaitu pukul 18.00 WITA – 06.00 WITA ada kesempatan yaitu dengan memiliki member  Aquatic Club.
TNK  Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menyambut baik usaha Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) membantu daerah memperkenalkan potensi wisata.
Kutim memiliki potensi wisata tidak kalah dengan daerah lain, juga menjadi target sapta pesona Indonesia yang digalakkan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kaltim guna mewujudkan sapta pesona.
Kepala Bidang Bina Usaha Jasa dan Sarana Pariwisata Provinsi Kaltim H Anthony Rakhman, mengatakan, sapta pesona merupakan pemahaman mengenai konsep sadar wisata dan sapta pesona sebagai unsur penting dalam pengembangan kepariwisataan yang ada di Kutim.
“ini merupakan implementasi dari pada perwujudan sapta pesona Indonesia,” ungkap Anthony 
Di Kutim terdapat berbagai macam tempat dan potensi pariwisata selain bisa berwisata di wilayah pesisir juga memiliki tempat wisata di wilayah pedalaman.
Sejumlah tempat wisata diantaranya pantai Teluk Lombok, Teluk Perancis, Taman Nasional Kutai (TNK) di Kecamatan Sangatta Selatan, pantai Kenyamukan dan Prefav Mentoko TNK, Aquatic, dan wisata tambang di Kecamatan Sangatta Utara.
Belum lagi dengan eksotisme dan nilai sejarah kawasan karst, Goa Permandian Air Panas (Ampanas) berada diKecamatan Karangan, Pulau Birah-birahan diKecamatan Sandaran, juga ada Goa Mardua, Lom Pelai Kacamatan Muara Wahau, dan Goa Gunung desa budaya Miau Baru diKecamatan Kombeng. 
Wakil Bupati Kasmidi Bulang mengatakan, Kutim punya beragam kekayaan alam dam budaya yang bisa menarik wisatawan.  
Dengan modal besar itu, Kasmidi berharap, semua pihak termasuk masyarakat Kutim untuk mempromosikan destinasi wisata.
“Semoga ini bisa membuat kita kian bergairah untuk memajukan sektor pariwisata Kutim, khususnya dengan rajin mempromosikan obyek wisata yang ada di Kutim.
“Ini juga merupakan suatu motivasi yang baik untuk mempertahankan ekosistem, budaya dan juga untuk mempertahankan keindahan alam Kutim,” ujarnya.
Aksi sapta pesona kali ini digelar di Dusun Kabo Jaya Desa Swarga Bara Kecamatan Sangatta Utara. Ditandai dengan penyerahan sapu lidi, bak sampah, plang himbauan, dan penanaman pohon oleh Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang.
Hadir pula Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kutim Dwi Susilanto Gamawan, didampingi Imransyah Kepala Bidang Pariwisata, dan Pandu Wisata dari Jakarta,  Kepala Desa Swarga Bara, Karang Taruna, pecinta alam, dan wisata. (*)
SANGATTAMeski obyek wisata Teluk Perancis memiliki pesona dan potensi destinasi yang begitu luar biasa, namun sayang kawasan tersebut rupanya tidak dapat dikelola langsung oleh pemerintah. Pasalnya, destinasi wisata Teluk Perancis masuk dalam kawasan Taman Nasional Kutai (TNK). Selain itu, kawasan tersebut juga tidak termaksud dalam wilayah TNK yang sedang dienclave oleh pemerintah.
Sejurus dengan itu, Ketua DPRD Kutim Mahyunadi juga mengatakan, belum ada yang dapat dibangun pihaknya di kawasan itu, khususnya untuk mengali potensi wisatanya. Terlebih karena kawasan itu tidak masuk areal delinasi TNK.
“Saat kami berkunjung beberapa waktu lalu, kami baru sebatas melihat-lihat potensi wisata yang ada di situ. Untuk membangun kawasan itu juga belum dapat dilakukan, kami tidak bisa menganggarkan karena Teluk Perancis itu masuk kawasan TNK,” kata dia ditemui beberapa waktu lalu.
Namun demikian, lanjutnya, untuk mengembangkan potensi wisata itu tidak kemudian harus menunggu proses enclave TNK-nya. Menurutnya, potensi wisata itu tidak harus ramai dan memiliki semua fasilitas destinasi. Kawasan itu bisa dikembangkan hanya untuk menjadi pilihan destinasi khusus.
Suasana Pantai Teluk Lombok, Kamis (27/3) pekan lalu, tampak ramai. Sejumlah pejabat berbaur dengan ratusan masyarakat dari berbagai kalangan. Mereka hadir untuk mendukung kegiatan memasyarakatkan Teluk Lombok menjadi tempat wisata dan rekreasi unggulan.
 
PELAKSANA  dan penanggung jawab kegiatan itu adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kaltim bekerja sama dengan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kutim. Acara diisi penyuluhan sadar wisata bertajuk “Mewujudkan Sapta Pesona dan Peran Masyarakat Bersinergi Menuju Kaltim Maju 2018”. Berikut, ditampilkan atraksi kesenian berupa tarian tradisional dan modern, sehingga menjadikan suasana makin semarak dan meriah.
 
Kabupaten Kutai Timur memiliki beragam objek wisata alam yang menarik. Salah satunya adalah Pantai Teluk Lombok di Desa Sangkima, Kecamatan Sangatta Selatan. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari Kota Sangatta. Pada hari libur, tempat ini selalu ramai dikunjungi warga Sangatta, Kota Bontang dan sekitarnya. Pengunjung Pantai Teluk Lombok terus bertambah seiring waktu, mengingat tempat tersebut memiliki pemandangan yang elok menawan.
 
Pada kesempatan itu, Sekkab Kutim Ismunandar memberikan motivasi kepada masyarakat yang mengikuti kegiatan penyuluhan. Menurutnya, objek wisata Teluk Lombok memiliki daya pikat menarik, bukan hanya pantainya tetapi Laut Teluk Lombok juga memiliki spot (tempat) pemancingan bagus.
 
“Disporapar sebaiknya memprogramkan pengadaan perahu untuk disewakan kepada warga yang ingin memancing di Teluk Lombok dan sekitarnya. Kapal yang akan membawa perahu itu ke laut juga harus disiapkan,” saran Ismu –panggilan akrab Ismunandar- setelah menyaksikan tarian Suku Dayak Kenyah yang berjudul Bungan Kalan.
 
Selanjutnya Sekkab Kutim berharap potensi Teluk Lombok menjadi tujuan untuk berlibur dan rekreasi pada masa mendatang. Teluk Lombok ini menurut Ismu, selain pantainya yang memikat lautnya bisa dijual. Di kisaran Teluk Lombok terdapat Pantai Teluk Kabba dan Prancis yang memiliki pasir putih.
 
Diharapkan, warga setempat memiliki inovasi membuat suvenir, sebagai kenang-kenangan bagi pengunjung yang datang ke tempat ini. Juga kuliner khas Teluk Lombok harus digali untuk dikembangkan sebagai upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
 
“Pengunjung yang datang ke tempat ini, jangan sampai kehausan dan kelaparan. Makanya warga harus berinisiatif menjajakan makanan dan minuman. Pengunjung tinggal memilih minuman dan makanan yang sesuai selera, sekaligus menyehatkan,” lanjutnya,
 
Sedangkan Camat Sangatta Selatan Isnaini Trikorawati menyebutkan, agar jumlah kunjungan meningkat, maka kualitas jalan menuju Teluk Lombok akan ditingkatkan. Sehingga pengunjung tidak mengalami hambatan untuk datang ke mari.
 
 
“Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada Pemprov Kaltim melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  yang melaksanakan kegiatan penyuluhan di Teluk Lombok ini,” ujarnya.
 
Sementara itu Kepala Bidang Usaha Jasa dan Sarana Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kaltim Antoni Darmawan menyebutkan, penyuluhan sadar wisata tersebut sangat penting. Tujuannya, agar masyarakat memiliki kesadaran untuk ikut menjaga keamanan dan kebersihan di Teluk Lombok.
 
“Penyuluhan sadar wisata ini merupakan kegiatan edukatif bagi masyarakat. Sehingga mereka siap menerima kedatangan turis lokal maupun mancanegara. Kelak diharapkan, ada produk khas yang dijual.  Biar pun ukurannya kecil yang penting menampilkan identitas
Teluk Lombok,” saran Antoni. (kmf2/san/k9)